Prof Taruna Ikrar, Ilmuwan Dunia Yang Dilantik Jokowi Jabat Kepala BPOM

FOTO: Kepala BPOM, Prof dr H. Taruna Ikrar, M.Pharm, Ph.D., (ist)

menitindonesia, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi), di penghujung masa kepresidenannya, melakukan reshufle kabinet. Salah satu yang dilantik Jokowi adalah Prof. dr. H. Taruna Ikrar, M.Pharm., MD., Ph.D., sebagai Kepala Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan (BPOM) di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024).
Prof Taruna Ikrar menggantikan Kepala BPOM sebelumnya, Penny Lukita. Selama ini Prof Taruna Ikrar dikenal sebagai seorang dokter, ahli farmasi, jantung dan pemegang lisensi pemetaan otak.
BACA JUGA:
Ridwan Kamil-Suswono Deklarasi: PKS, NasDem dan PKB Sepakat Tinggalkan Anies Demi Jakarta Baru
Pengangkatan Taruna Ikrar sebagai Kepala BPOM dituangkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 115/PPA/Tahun 2024 tentang Pengangkatan Pejabat Tinggi Utama di Lingkungan Badan Pengawasan Obat-Obatan dan Makanan. Keppres tersebut dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara, Nanik Purwanti.
Pada pelantikan tersebut, Jokowi membacakan sumpah jabatan yang diikuti oleh Taruna Ikrar. “Demi Allah, saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada UUD Republik Indonesia tahun 1945. Serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab,” ucap Taruna Ikrar menirukan ucapan Jokowi.
BACA JUGA:
Prof Taruna dan Rosan Masuk Kabinet Jokowi-Ma’ruf, Yasonna dan Arifin Keluar, Bahlil Pegang ESDM
Dalam rekam jejaknya, Taruna Ikrar dikenal sebagai aktivis di era tahun 1998. Ia pernah menjabat Ketua Umum HMI Cabang Ujung Pandang dan merupakan sarjana kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas), lulus pada tahun 1994. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1997, Taruna Ikrar resmi mendapatkan gelar dokter dari Unhas, kemudian dia melanjutkan pendidikan magister di bidang farmasi di Universitas Indonesia dan berhasil meraih gelar M.Pharm pada tahun 2003.
Setelah itu, Taruna kembali melanjutkan studi program Strata 3 di Nigata University of Pharmacy and Applied Life Sciences, Jepang. Pada tahun 2008, Taruna Ikrar berhasil meraih gelar Ph.D.Med.Sc.
Lalu, setelah menyelesaikan studi S3 di Jepang, Taruna Ikrar pun hijrah ke Amerika Serikat dan menjadi pengajar di California University di Irvine, Amerika Serikat. taruna pun menjabat sebagai spesialis laboratorium di Departemen Anatomi dan Neurobiologi di Universitas California. Sejak tahun 2009, Prof Taruna Ikrar menjadi pemegang hak paten metode pemetaan otak manusia.
Sejak itu, Prof Taruna Ikrar dikenal sebagai ilmuwan dunia dan ahli neurobiologi (otak manusia). Pada tahun 2019, Taruna Ikrar kembali ke Tanah Air dan diangkat oleh Presiden Jokowi tunjuk sebagai Ketua Konsul Kedokteran Indonesia (KKI).
Selama kariernya sebagai dokter dan ilmuwan, Taruna didampingi oleh seorang istri, Elfi Wardaningsih, yang juga adalah seorang dokter. Dalam pernikahannya dengan Elfi, taruna dikaruniai tiga orang anak, yaitu Aqila Safazia Ikrar, Athillah Razandhia Ikrar dan Alaric Khalifah.
Taruna Ikrar pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia periode 2000-2003. Ia juga pernah menjadi anggota American Cardiology Collage, and Society for Neurosciences, International Heart Research Association, Asia Pacific Hearth Rhythm Association, dan Japanese Cardiologist Association.
Sosok Taruna Ikrar, sempat menuai kontroversi setelah diangkat menjadi Ketua KKI oleh mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto. Dia mendapat protes dari sejumlah kalangan yang tergabung di Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Namun, Prof Taruna tidak menanggapi protes tersebut. Ia terus berkarya dan kemudian diangkat sebagai Guru Besar di Universitas Pertahanan.
Tak ingin menyia-nyiakan sumber daya manusia yang dimiliki Prof Taruna sebagai ahli Farmasi yang juga merupakan ilmuwan dunia, Presiden Jokowi pun mengangkat menjabat sebagai Kepala BPOM sekaligus menjadi bagian dalam transisi pemerintahan dari Presiden Jokowi ke Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
(AE)