menitindonesia, JAKARTA – Wajah Ketua Umum Kadin–yang baru saja dikudeta, Arsjad Rasjid, memerah. Tampak, ia merasa malu, dan menahan amarah, saat dilarang memasuki Gedung Menara Kadin, di Jalan HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3, Jakarta, Senin (16/9/2024).
Arsjad mendatangi Gedung tempatnya mengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu sebagai ketua umum periode 2021-2026. Namun, masa bakti Arsjad ini diperpendek melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kadin Indonesia yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, tangga 14 September 2024, kemarin.
Agenda utama dalam Munaslub itu, mengganti Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia. Ia dianggap telah menyeret organisasi para pedagang itu ke dalam politik praktis. Sehingga, pengurus wilayah Kadin Daerah, meminta agar Kadin menjadi organisasi yang netral dan mitra strategis pemerintah.
“Kami mendesak diadakan Munaslub, ini demi kepentingan Kadin Indonesia yang kita cintai. Kadin Indonesia harus netral dan menjadi mitra strtaegis pemerintah,” Kata Ketua Umum Kadin Daerah Bangka Belitung, Thomas Jusman.
Thomas mengatakan, bahwa seluruh ketum Kadin daerah, menginginkan agar pemerintah harus meneguhkan lembaga Kadin Indonesia berpartisipasi aktif membangun Indonesia. “Bukan malah menjadi timses dan memaksakan seluruh elemen organisasi mendukung salah satu capres dengan iming-iming kelancaran usaha. Rusak Kadin Indonesia karena dikelola seperti itu,” ujar salah satu peserta Munaslub.
Salah satu peserta munaslub dari kawasan timur Indonesia menuturkan, ada oknum pengurus Kadin Indonesia bergerilya ke daerah memaksa mendukung salah satu capres yang gagal di Pilpres. “Paksaannya disertai ancaman, akan dibuat bangkrut nanti usahanya kalau capresnya menang. Syukurlah, capresnya gagal total,” ucap sumber tersebut.
Arsjad Masih Mau Berkantor di Menara Kadin
Meskipun sudah diganti lewat mekanisme Munaslub, Arsjad menuntut agar status di Menara Kadin dan kantor di kedua lantainya, tetap digunakan bersama anggota Kadin. “Tapi hari ini, kami tidak diperbolehkan masuk,” ujar Arsjad.
Karena tetap ingin berkantor di situ, akhirnya Arsjad memutuskan, pihaknya akan menyewa sendiri tambahan kantor di Lantai 3 Gedung Menara Kadin. “Itu hak kita, tidak ada yang boleh melarang kami masuk ke kantor Kadin tersebut,” kata dia.
Arsjad juga menyayangkan Munaslub yang memilih Anindya Bakrie untuk menggantikannya. Menurut dia, Munaslub yang digelar di Ritz Carlton itu, ilegal. “Sesuai aturan yang ada, kami tidak akui Munaslub, Sabtu lalu. Itu ilegal. Hanya ada satu Ketum Kadin,” ujar Arsjad.
Seperti diketahui, Munaslub di Hotel Ritz Carlton tersebut, telah menetapkan Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin periode 2024-2029. Anindya mengatakan, Munaslub Kadin Indonesia 2024 itu, sudah sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Kadin.
Anindya juga menjelaskan, Munaslub tersebut terjadi karena inisiatif dari Kadin daerah dan berbagai asosiasi industri atau Anggota Luar Biasa. “Jadi karena inisiatifnya dari daerah dan banyak yang hadir, mulai pengurus dan asosiasi. Kami diberi amanah sebagai ketua umum 2024-2029. Jadi, tidak ada dua Kadin, dari dulu sampai sekarang. Kadin ini satu-satunya wadah usaha dalam Undang-Undang,” pungkas Nirwan kepada wartawan.