Ragukan Hasil Survei, Pengamat Politik Unhas Prediksi Head to Head ASS-Fatma vs DiA di Pilgub Bakal Seru

FOTO: Pengamat Politik Unhas, Dr. Hasrullah, M.A.
menitindonesia, MAKASSAR – Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Dr. Hasrullah, M.A., memprediksi head to head antara Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma) melawan Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DiA), akan seru dan mengejutkan. Menurut Hasrullah, DiA selaku penantang tak bisa diremehkan. Alasannya, faktor ketidakpuasan atas kinerja petahana selama ini kurang memuaskan.
“Tingkat keraguan publik terhadap kecakapan kandidat petahana (ASS-Fatma) membuka peluang bagi DiA meraih elektabilitas tinggi. Komunikasi publik dari petahana sangat lemah, beda dengan DiA, sangat intens berkomunikasi langsung dengan masyarakat,” kata Hasrullah saat dikonfirmasi media ini, Senin (16/9/2024).
BACA JUGA:
Pendukung NA Optimis Menangkan DIA di Pilgub Sulsel
Hasrullah juga menyebutkan, bergabungnya Prof Nurdin Abdullah untuk memenangkan DiA, akan menjadi energi kuat bagi pasangan DiA untuk melampaui elektabilitas ASS-Fatma. “Prof NA itu, punya basic elektoral atau strong voter di Sulsel. Apalagi, masyarakat sebahagian melihat Prof NA itu sosok yang terzalimi selama ini, sehingga banyak yang mengikuti pilihannya,” ujarnya.
Selain itu, dosen senior ilmu komunikasi politik FISIP Unhas ini, mengungkapkan kecenderungan masyarakat Sulsel saat ini yakni menginginkan kepemimpinan yang ideal, kapabel dan mewakili semua golongan.
BACA JUGA:
Pengamat Politik Unhas: Jaga Nama Baik Suhartina, Jangan Adu dengan Chaidir!
“Masyarakat rindu model kepemimpinan yang cakap, bersahaja, profesional dan berintegritas. Terutama kalangan ASN Pemprov. Pegawai Pemprov, mau bekerja profesional, tidak merasa terancam dimutasi setiap saat, yang membuat mereka tidak nyaman bekerja karena di bawah tekanan,” ungkap Hasrullah.
Hasrullah menilai, kepala daerah yang selalu melakukan mutasi jabatan, menandakan ketidakcakapan memimpin, dalam hal menempatkan pegawai di posisi yang tepat. “Mutasi bisa saja mereka lakukan karena ada unsur KKN, ada kolusi dan nepotismenya. Bukan karena kebutuhan pelayanan. Ini yang merusak tata kelola pemerintahan,” katanya. “Ke depan, ini tidak boleh terjadi lagi!”

Ragukan Hasil Survei

Sebelumnya, beredar hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga survei yang berafiliasi dengan Timses kandidat. Namun, Hasrullah mengatakan, hasil survei yang dipaparkan selama ini, bukan hasil survei yang sebenarnya, melainkan sajian angkanya fiktif karena tidak sesuai dengan hasil survei dan riset yang dilakukan secara benar.
“Survei yang dilakukan timses, jelas tujuannya propaganda. Seolah-olah kandidatnya sudah jadi pemenang. Kalau data yang saya terima, angka survei yang sebenarnya, memang ASS-Fatma unggul dari penantangnya, DiA. Tapi progres akhirnya, nanti hanya bisa mentok di angka elektabilitas 43 persen. Artinya, ASS-Fatma sangat berpotensi dilampaui oleh DiA,” ungkap Hasrullah.
Ia mengakui telah melihat trend elektabilitas dua paslon tersebut melaui hasil riset beberapa lembaga survei yang tidak dirilis. Dalam waktu pemilihan yang masih tersisa dua bulan lebih, kata Hasrullah, menunjukkan ASS-Fatma mengalami trend elektabilitas cenderung stagnan, sedangkan penantang, DiA mengalami trend yang terus meningkat.
“Kalau kita baca hasil survei yang sebenarnya, untuk saat ini, menurut hemat saya, ASS-Fatma sangat kewalahan menghadapi elektoral DiA yang terus meningkat. Apalagi, ada banyak blunder yang dilakukan belakangan. Isu-isu negatif, misalnya poligami dan premanisme bisa mendowngrade petahana,” pungkas dia.
Hasrullah menyarankan, agar kandidat maupun timnya masing-masing, tidak melakukan blunder selama tahapan Pilgub berlangsung. Sebab, ujar dia, elektabilitas kedua kandidat ini, masih terus berpepetan dan gampang jatuh jika ada yang blunder.
(asrul nurdin)