menitindonesia, MAROS – Penyebaran dan dampak HIV/AIDS di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, masih menjadi perhatian serius. Dinas Kesehatan Kabupaten Bone mencatat sebanyak 11 warga meninggal dunia akibat HIV/AIDS sepanjang tahun 2024. Meski angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah kasus baru tetap tinggi, dengan total 69 kasus baru ditemukan sepanjang tahun ini.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bone, Komarudin, mengungkapkan bahwa angka kematian akibat HIV/AIDS menurun dari 16 orang pada tahun 2023 menjadi 11 orang di tahun 2024.
“Meski ada penurunan, penyebaran kasus baru tetap menjadi tantangan utama. Ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan masih perlu terus ditingkatkan,” jelas Komarudin pada Selasa (3/12/2024) di Kantor Dinas Kesehatan Bone.
Kasus baru HIV/AIDS terus ditemukan di wilayah ini. Sepanjang tahun 2024, sebanyak 69 kasus baru tercatat melalui proses screening di sejumlah fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas dan rumah sakit.
“Kami menemukan total 69 kasus baru HIV pada tahun ini melalui pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan. Langkah pengobatan langsung diberikan kepada pasien yang terdeteksi,” ujar Komarudin.
Dari 69 kasus baru tersebut, sebanyak 49 pasien telah menjalani perawatan medis, baik di RSUD Tenriawaru maupun sejumlah puskesmas di Kabupaten Bone. Sisanya masih dalam tahap pengawasan intensif oleh petugas kesehatan.
Menurut laporan Dinas Kesehatan, populasi kunci dalam penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Bone pada tahun 2024 adalah lelaki sesama lelaki (LSL), yang disusul oleh kelompok populasi umum. Hal ini menjadi sorotan penting bagi strategi penanggulangan HIV/AIDS ke depannya.
HIV, atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, terutama sel T pembantu, makrofaga, dan sel dendritik. Ketika sistem kekebalan tubuh melemah, tubuh menjadi rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit. Jika tidak mendapatkan pengobatan, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), kondisi mematikan yang menurunkan kemampuan tubuh melawan penyakit.
Virus ini dapat menular melalui cairan tubuh, seperti, Darah melalui Transfusi darah yang terkontaminasi atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Kemudian, Cairan sperma melalui, Hubungan seksual tanpa pengaman dengan seseorang yang terinfeksi. Selanjutnya, Cairan Vagina melalui Penularan dari ibu ke anak saat melahirkan atau menyusui. Terakhir, ASI: Penularan dari ibu ke bayi yang menyusui.
Tanpa pengobatan, harapan hidup seseorang dengan HIV berkisar 9–11 tahun setelah terinfeksi, tergantung pada jenis virus dan kondisi tubuhnya.
Untuk menekan penyebaran HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Kabupaten Bone terus menggencarkan program pencegahan, seperti: Edukasi dan Penyuluhan, Screening Rutin dan Pengobatan Antiretroviral (ARV) atau Memberikan obat bagi pasien yang terinfeksi untuk memperlambat perkembangan virus.
“Dengan pengobatan ARV, harapan hidup pasien bisa lebih panjang dan kualitas hidupnya dapat meningkat,” tambah Komarudin.
Penurunan angka kematian akibat HIV/AIDS di Kabupaten Bone menunjukkan adanya kemajuan dalam penanganan penyakit ini. Namun, dengan masih tingginya jumlah kasus baru, langkah pencegahan, edukasi, dan pengobatan harus terus ditingkatkan.
“Diperlukan kesadaran dari semua pihak, termasuk masyarakat, untuk bersama-sama memutus rantai penyebaran HIV/AIDS,” tutup Komarudin.
REDAKSI














