IHSG Anjlok ke Level 6.983,86, Apa yang Terjadi di Pasar Saham Pekan Ini?

FOTO: Gedung IDX atau Bursa Efek Jakarta di kawasan SCBD, Jakarta. (ist)

menitindonesia, JAKARTA – Pasar saham Indonesia mengalami tekanan signifikan pada perdagangan pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat merosot sebesar 4,65 persen ke level 6.983,86 pada periode 16–20 Desember 2024.
Penurunan ini juga diikuti oleh pelemahan hampir semua indikator pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kapitalisasi Pasar Turun Drastis

Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan BEI, Aulia Noviana Utami Putri, mengungkapkan bahwa kapitalisasi pasar mengalami penurunan sebesar 3,28 persen. Kapitalisasi bursa turun dari Rp12.604 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp12.191 triliun.
BACA JUGA:
KALEIDOSKOP 2024: Dinamika Politik Global dan Peluang Indonesia di Era Prabowo Subianto
“Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga mengalami penurunan sebesar 12,71 persen, dari 1,24 juta transaksi menjadi 1,08 juta transaksi per hari,” kata Aulia dalam keterangan tertulis, Jumat (20/12/2024).

Perdagangan Saham Melambat

Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian bursa anjlok 39,36 persen menjadi Rp12,25 triliun dibandingkan pekan lalu yang mencapai Rp20,19 triliun.
Volume transaksi harian juga melemah 17,71 persen, dengan total 19,19 miliar lembar saham, turun dari 23,32 miliar lembar saham pada minggu sebelumnya.

Obligasi dan Sukuk Tetap Stabil di Tengah Tekanan Pasar

Di tengah pelemahan IHSG, BEI mencatat pencatatan perdana obligasi dan sukuk pada pekan ini. Obligasi Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024, yang diterbitkan oleh PT Petrosea Tbk, resmi tercatat di BEI pada Senin, 16 Desember 2024.
BACA JUGA:
KPK Usut Korupsi CSR Bank Indonesia, Kantor OJK Jadi Sasaran Penggeledahan
Dengan pencatatan ini, total emisi obligasi dan sukuk sepanjang 2024 mencapai 140 emisi dari 68 emiten, senilai Rp139,16 triliun. Hingga kini, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI telah mencapai 600 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp483,16 triliun dan USD86,0163 juta.

Surat Berharga Negara dan EBA Terus Bertumbuh

Selain itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI kini mencapai 190 seri dengan nilai nominal Rp6.114,41 triliun dan USD502,10 juta. Sedangkan, instrumen Efek Beragun Aset (EBA) tercatat sebanyak 8 emisi dengan total nilai Rp2,70 triliun.

Pasar Berfluktuasi, Investasi Obligasi Tetap Stabil

Meskipun IHSG dan indikator perdagangan menunjukkan koreksi signifikan, stabilitas sektor obligasi dan sukuk memberikan sinyal positif bagi investor jangka panjang. BEI diharapkan dapat memperkuat strategi mitigasi risiko di tengah fluktuasi pasar global menjelang akhir tahun 2024.

(akbar endra – AE)