menitindonesia, TANGERANG – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan harga MinyaKita masih melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp 15.700 per liter. Berdasarkan pemantauan pasar per Sabtu, 21 Desember 2024, harga minyak goreng rakyat tercatat Rp 17.200 per liter.
Budi menjelaskan lonjakan harga ini didorong oleh tingginya permintaan yang tidak diimbangi dengan kelancaran distribusi. Bahkan, ia mencurigai adanya penahanan pasokan di tingkat distributor.
BACA JUGA:
Resmi Dilantik, IKA Unhas Banten Fokus Tingkatkan SDM dan Mitigasi Bencana
“Kondisinya saat ini, permintaan melonjak, tapi distribusinya ada yang terlambat,” ujar kepada wartawan di Tangerang, Banten, Minggu (22/12/2024).
Koordinasi dan Pemantauan Ketat
Kemendag telah berkoordinasi dengan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) di daerah-daerah yang mengalami lonjakan harga. Budi meminta agar pasokan segera ditambah ke wilayah yang terkena dampak distribusi lambat.
Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR pada Rabu, 20 November 2024, Budi mengungkap bahwa harga MinyaKita per 19 November 2024 sudah menyentuh Rp 17.000 per liter secara nasional.
BACA JUGA:
Lonjakan Sengketa Pilkada 2024, MK Terima 312 Perkara: Papua dan Maluku Utara Dominasi Permohonan
“Ada wilayah dengan harga lebih tinggi dari HET, terutama di Indonesia Timur. Di sana kenaikan mencapai 8,8 persen di atas HET,” jelas Budi.
Distribusi Bermasalah, Harga Terdampak
Budi mengidentifikasi penyebab utama kenaikan harga, yakni rantai distribusi yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024.
“Distribusi seharusnya dari produsen ke D1, D2, lalu pengecer. Tapi di lapangan, ada beberapa transaksi tambahan dari pengecer ke pengecer yang memperpanjang rantai distribusi,” paparnya.
Kemendag berjanji akan terus memantau dan menertibkan jalur distribusi agar harga MinyaKita bisa kembali stabil sesuai HET.
(akbar endra – AE)