Objek Wisata Rammang-Rammang yang menjadi ikon Unesco Global Geopark Maros Pangkep.
menitindonesia, MAROS – Meski sudah bertaraf internasional, keberadaan Unesco Global Geopark Maros-Pangkep ternyata belum mampu mendongkrak angka pengguna jasa penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin utamanya wisatawan.
Pernyataan itu diungkapkan oleh General Manager Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggus Gandeguai, beberapa waktu lalu. Menurutnya, Unesco Global Geopark Maros-Pangkep ini masih belum tersosialisasikan dengan baik kepada khalayak luas.
“Keberadaan Geopark Maros-Pangkep ini belum mampu mendorong peningkatan penumpang di Bandara, sebab, belum tersosialisasi dan terinformasi dengan baik,” ujarnya.
Makanya, ia pun mengaku bersedia mendukung aktivitas sosialisasi Unesco Global Geopark Maros-Pangkep di Bandara.
Bahkan pihaknya bersedia memberikan ruang secara gratis kepada pihak pengelola jika memang hendak melakukan event promosi di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
“Kami akan merangkul stakeholder terkait dan apabila ada event, video atau informasi promosi, kami siap memberikan itu secara gratis,” sebutnya.
Sementara itu, General Manager Unesco Global Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan saat dikonfirmasi membantah hal tersebut.
Ia mengatakan semenjak masuk sebagai bagian dari Unesco Global Geopark, kunjungan wisatawan justru semakin meningkat di dua wilayah ini.
“Peningkatan signifikan yang terjadi itu wisman nusantara bukan wisatawan mancanegara dan juga dari mice di Makassar yang mengarahkan tamu peserta untuk kunjungan ke kawasan Geopark Maros-Pangkep, cukup tinggi,” katanya, Kamis (26/12/2024).
Dedy mengatakan pada tahun 2023, usai ditetapkan sebagai bagian dari Unesco Global Geopark kunjungan wisatawan di Kabupaten Maros mencapai 594.026 orang.
Terdiri dari 6.373 wisatawan asing dan 587.653 wisatawan nusantara.
Sementara di Kabupaten Pangkep yakni 71.520, terdiri dari 59 wisatawan mancanegara dan 71.461 wisatawan nusantara.
Angka ini, diklaim mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2022 atau sebelum penetapan dari Unesco Global Geopark, jumlah kunjugan wisatawan di Kabupaten Maros hanya 584.016, terdiri dari 2.138 wisatawan mancanegara dan 581.878 wisatawan nusantara.
Kemudian di Kabupaten Pangkep yakni 42.413, terdiri dari 6 wisatawan mancanegara dan 42.407 wisatawan nusantara.
“Belum signifikan kelihatan karena baru penetapan,” katanya.
Ia pun mengaku tak setuju jika Angkasa Pura menyebut Keberadaan Geopark tak mampu mendongkrak jumlah penumpang di Bandara.
“Saya membantah statement itu karena saya yakin mereka tidak punya validasi data apalagi tidak terpotret jika kunjungan mice ke Makassar,” sebutnya.
Ia juga menekankan bahwa beberapa event Nasional dari Kementerian Pariwisata yang dihelat di Makassar menjadikan kawasan Geopark Maros-Pangkep sebagai paket kunjungan wisata di akhir acara.
Dedy justru menuding pihak Angkasa Pura tak serius mendukung keberadaan destinasi wisata di Kawasan Geopark Maros-Pangkep.
“Terbukti dengan minimnya produk-produk lokal yang masuk di Bandara, tidak ada atraksi khas budaya dan belum memberikan ruang informasi pariwisata yang cukup di Bandara termegah di Indonesia Timur dimana Makassar adalah hub-nya,” tutupnya.