Sugianto Kusuma (Aguan), Presiden Direktur PANI, di kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2) Jakarta—ikon properti masa depan yang jadi andalan Agung Sedayu Group dan Salim Group.
Emiten properti PIK2 mencatat penurunan laba di awal 2025, namun Aguan tetap optimis. Strategi ekspansi lewat IPO anak usaha berhasil dongkrak aset. Apa rahasianya?
menitindonesia, JAKARTA — Sugianto Kusuma, atau lebih dikenal sebagai Aguan, tak gentar menghadapi dinamika sektor properti. Meski PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)—perusahaan besutan Agung Sedayu Group dan Salim Group—mengalami penurunan laba pada kuartal I 2025, Aguan menegaskan bahwa arah PIK2 tetap pada jalur pertumbuhan jangka panjang.
Laporan keuangan PANI mencatat pendapatan neto sebesar Rp 612 miliar sepanjang Januari-Maret 2025, turun dari Rp 640,35 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Bahkan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk ikut melorot ke Rp 49,57 miliar, padahal kuartal I 2024 sempat menembus Rp 122,37 miliar.
Visualisasi pertumbuhan aset PANI dari 2024 hingga Q1 2025 dan dampak nyata dari IPO CBDK. Grafik menunjukkan lonjakan signifikan di Q1 2025 akibat suntikan dana IPO sebesar Rp 2,3 triliun.
Di balik penurunan laba tersebut, PANI justru sukses mencatatkan lonjakan aset total sebesar Rp 1,9 triliun, menjadi Rp 48,5 triliun per 31 Maret 2025. Kenaikan ini tidak lepas dari langkah strategis melepas saham anak usaha, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), ke publik melalui initial public offering (IPO) pada 13 Januari 2025. Dana segar sebesar Rp 2,3 triliun berhasil dikantongi dari aksi korporasi ini.
PIK2 Jadi Ikon Baru Kota
Menurut Aguan, optimisme PANI bertumpu pada pengembangan kawasan PIK2 yang telah menjelma menjadi salah satu ikon kota baru dengan fasilitas premium, mulai dari hunian modern, pusat bisnis, hingga ruang terbuka hijau. “Kami percaya properti tetap menjadi sektor andalan untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” tegas Aguan.
Baginya, PIK2 bukan sekadar proyek, melainkan simbol masa depan urban Indonesia—yang inklusif, berkelas, dan berkelanjutan. “Kami ingin membangun legacy,” tambahnya.