Taruna Ikrar Tanam Pohon Ketapang: Simbol BPOM Menuju Indonesia Emas 2045
Prof. Taruna Ikrar tanam pohon Ketapang di Buleleng, simbol komitmen BPOM terhadap pembangunan berkelanjutan dan penguatan UMKM menuju Indonesia Emas 2045.
menitindonesia, BULELENG – Udara pagi di Desa Giri Emas, Bali Utara, terasa lebih segar dari biasanya. Di atas sebidang lahan hijau seluas 3.401 meter persegi, sebuah pohon Ketapang Kencana baru saja berdiri tegak. Pohon itu tak sekadar simbol penghijauan. Ia menjadi penanda dimulainya babak baru bagi Loka POM Buleleng—dan juga cermin komitmen BPOM RI terhadap pembangunan berkelanjutan.
Pohon itu ditanam langsung oleh Prof. Dr. Taruna Ikrar, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, dalam rangkaian kunjungan kerja ke Bali Utara, Jumat, 20 Juni 2025. Bersama Ketua Dharma Wanita BPOM, dr. Elfie Ikrar, dan jajaran Loka POM Buleleng yang dipimpin Rai Gunawan, momen ini menjadi peristiwa simbolik namun sarat makna.
“Penanaman pohon ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk tumbuh bersama alam dan masyarakat,” ujar Prof. Taruna Ikrar dengan mata menatap lebat daun Ketapang yang baru ditanam.
Dari Lahan Hibah Jadi Simbol Harapan
Lahan tempat pohon ditanam adalah hibah dari Pemkab Buleleng sejak 2020, namun baru kali ini dimulai proses revitalisasinya. Kantor baru ini akan menggantikan gedung sewa yang saat ini ditempati Loka POM Buleleng di Jl. Gunung Agung, Singaraja.
Pentingnya pembangunan kantor baru tak bisa ditunda. Dengan 32 personel, Loka POM Buleleng bertanggung jawab mengawasi lebih dari 2.300 sarana produksi dan distribusi obat tradisional, kosmetik, suplemen, hingga pangan di Buleleng dan Jembrana. Luasnya cakupan ini menjadikan keberadaan kantor yang representatif sebagai kebutuhan mendesak.
Karikatur BPOM Tanam Pohon Untuk Indonesia Emas 2045
BPOM dan UMKM: Akar Ekonomi Lokal
Dalam sambutannya, Taruna Ikrar menegaskan betapa vitalnya peran Loka POM dalam pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Bali Utara dikenal tak hanya dengan keindahan alamnya, tapi juga dengan kekayaan produk herbal dan pangan tradisional.
“UMKM menyerap 97% tenaga kerja dan menyumbang lebih dari 60% PDB nasional. BPOM hadir bukan untuk menghambat, tapi memperkuat,” ujar ilmuwan yang dikenal di dunia internasional itu.
Fasilitasi perizinan yang mudah, pengawasan mutu yang ketat, dan edukasi keamanan produk menjadi pilar kerja BPOM yang kini diperkuat hingga ke Mal Pelayanan Publik Jembrana.
Langkah Kecil Menuju Visi Besar
Penanaman pohon Ketapang bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang. BPOM menatap 2045—saat Indonesia genap berusia satu abad—dengan visi menjadi lembaga pengawas produk yang tangguh dan adaptif.
“Pohon ini akan tumbuh seiring semangat kami membangun BPOM yang membumi dan berakar kuat di tengah masyarakat,” ucap Taruna Ikrar, penuh keyakinan.
Pohon itu kini berdiri di tengah lahan yang kelak akan menjadi pusat layanan publik strategis. Dari sana, harapan tumbuh—bahwa pengawasan obat dan makanan di pelosok pun bisa setara dengan pusat. Bahwa lingkungan dan pembangunan tak harus berseberangan. Dan bahwa dari tanah Buleleng, cita-cita Indonesia Emas bisa terus disemai.