Kuasai Pasar Properti, Aguan dan Salim Group Pegang Nyaris Semua Saham PANI

Sugianto Kusuma (Aguan), Presiden Direktur PANI, di kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2) Jakarta—ikon properti masa depan yang jadi andalan Agung Sedayu Group dan Salim Group.
  • Saham PANI melonjak tajam di tengah dominasi dua konglomerat besar, Agung Sedayu Group dan Salim Group. Ada apa di balik lonjakan saham PIK2 ini?
menitindonesia, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia kembali menjadi saksi betapa tajamnya taring dua raksasa konglomerat: Agung Sedayu Group dan Salim Group. Saham milik PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (kode: PANI), yang mengelola megaproyek PIK2, melonjak 7,27% ke level Rp11.800, pada Selasa, (24/6/2025).
Namun yang lebih mengejutkan, hampir 90% saham PANI kini berada dalam genggaman dua kelompok bisnis kakap ini.
BACA JUGA:
Nyali Trump Ciut Hadapi Iran? Gencatan Senjata Diumumkan Setelah Rudal Teheran Mengguncang
Kepemilikan yang nyaris mutlak itu menegaskan betapa besar pengaruh dua klan ini dalam menggerakkan denyut nadi pasar properti—dan lebih luas lagi, ekonomi Indonesia.

Di Balik Kenaikan Harga, Ada ‘Sinyal Kuat’

Kenaikan harga PANI bukan kebetulan. Dalam tiga hari sebelumnya, saham ini tertahan di zona merah. Namun pada perdagangan Selasa, volume transaksi melonjak: 7,93 juta saham berpindah tangan dalam lebih dari 5.900 kali transaksi, dengan nilai total menembus Rp91,71 miliar. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp5,68 miliar.
BACA JUGA:
Berdiri Tanpa Izin di Kawasan GOR Sudiang, Enam Rumah Ilegal Dibongkar Satpol PP
Analisa teknikal dari BRI Danareksa Sekuritas menyebut saham ini sedang mengarah ke level resistance Rp12.500—bahkan membuka peluang menuju Rp13.500. Dalam tiga bulan terakhir, saham PANI sudah melonjak 44,79%.

Siapa yang bermain di balik layar?

Aguan dan Salim, Dua Nama Satu Arah. Sugianto Kusuma, atau lebih dikenal sebagai Aguan, presiden direktur Agung Sedayu Group, menjadi aktor utama di balik ekspansi besar PIK2. Namun Aguan tidak sendirian. Salim Group, yang dikenal sebagai imperium bisnis lintas sektor—dari Indomie hingga perbankan—juga menjadi mitra kunci dalam proyek ini.
Kepemilikan saham mayoritas oleh dua konglomerasi ini memunculkan kekhawatiran sekaligus kekaguman: apakah pasar saham ini masih cukup kompetitif, atau sudah berada dalam cengkeraman para konglomerat tersebut?

Spekulasi dan Ramalan Pasar

Kuatnya dominasi Agung Sedayu dan Salim Group atas PANI tak ayal menimbulkan spekulasi. Apakah ini sinyal awal dari konsolidasi kekuatan bisnis properti nasional? Atau justru alarm bagi investor ritel yang mulai merasa “terkucilkan” dari permainan besar?
Analis menilai, selama fundamental perusahaan masih kuat dan proyek PIK2 terus berjalan agresif, maka lonjakan harga ini masih memiliki napas. Namun di sisi lain, para pengamat pasar juga memperingatkan akan potensi bubble jika harga tidak lagi mencerminkan nilai riil.

Siapa yang Diuntungkan?

Kenaikan saham PANI jelas menguntungkan dua nama besar: Aguan dan Salim. Tapi untuk investor kecil, euforia ini bisa menjadi pedang bermata dua. Apakah ini waktu yang tepat masuk, atau justru saatnya keluar?
Yang pasti, dalam pusaran kekuatan modal, mereka yang memegang kendali bukanlah pemain biasa.
(akbar endra)