Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono saat Konprensi Pers di Taman Proklamasi Kantaor DPP Partai Demokrat. (Foto: ade_menit)
Tunggu Konfirmasi Jokowi – Posisi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berupaya didongkel oleh gerakan politik yang melibatkan petinggi pemerintahan. Gerakan ini diketahui AHY sejak 10 hari yang lalu. “Saya sudah menerima surat pernyataan kesetiaan dan kebulatan tekad dari seluruh pimpinan daerah dan cabang di seluruh Indonesia,” kata AHY.
menitindonesia, JAKARTA – Gangguan terhadap Partai Demokrat sudah mulai digencarkan. Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menduga ada gerakan politik dilakukan pejabat lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.
“Gerakan politik ini mengarah pada upaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat,” kata AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (1/2/2021).
Sejak 10 hari yang lalu, kata AHY, dia sudah mendapatkan informasi tersebut. “Yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan yang secara fungsional berada di dalam lingkaran kekuasaan terdekat dengan Joko Widodo,” kata AHY.
Pelaku yang hendak melakukan aksi makar di Partai Demokratg, menurut AHY, mereka mengklaim jika gerakannya mendapatkan dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting pemerintahan Presiden Joko Widodo. Meski demikian, AHY mengaku tak mudah percaya dan tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah dalam persoalan tersebut.
“Tadi pagi saya telah mengirimkan surat resmi Kepada yang terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan,” kata Agus.
Ia juga merinci manuver ini diinisiasi oleh lima orang kader dan eks kader Partai Demokrat. Mereka diantaranya satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tak aktif, satu mantan kader yang diberhentikan sejak 9 tahun lalu akibat korupsi.
“Dan satu mantan kader dan sudah mundur dari partai sejak tiga tahun. Sedangkan non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedangkan kami mintakan konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo,” kata Agus.
Sebelumnya, dirilis Indonesia Development Monitoring (IDM) dalam beberapa media online, posisi survei Partai Demokrat jika Pemilu dilakukan hari ini mengalami trend peningkatan drastis hingga menembus tiga besar setelah PDI Perjuangan dan Partai Golkar.
Dari data survei IDM tersebut, posisi Partai Demokrat pada Pemilu 2024 diprediksi menjadi pemenang Pemilu jika dilihat dari trend survei yang dilakukan IDM di 34 Provinsi dengan melibatkan 1.650 responden itu. (andi ade zakaria)