Harap Dibaca, Penting! Khasiat dan Efek Samping Vaksin AZ vs Sinovac

Perbedaan Sinovac dan Astrazeneca. (Foto: ilustrasi)

menitindonesia, MAKASSAR – Di Indonesia saat ini, ada dua jenis vaksin anti corona yang disuntikkan kepada warga, yakni vaksin merek Sinovac dan vaksin merek Astrazeneca (AZ).
Tingkat keampuhan, Vaksin Sinovac 50-65% dan AZ keampuhannya 80-90%. Adapun efek samping yang ditimbulkan setelah penyuntikan vaksin, lebih ringan sinovac dibanding AZ.
Vaksin Sinovac dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd. Vaksin ini sudah melewati uji klinis fase ketiga yang dilakukan di Brazil, Turki, dan Indonesia. Uji klinis fase ketiga di Indonesia menunjukkan nilai efikasi vaksin, yaitu efek perlindungan terhadap COVID-19, sebesar 65,3%
Dikutip dari kompas.com, disebutkan dari hasil penelitian University of Oxford di server pre-print The Lancet, ditemukan bahwa Vaksin AZ memberikan kekebalan setidaknya selama satu tahun setelah satu dosis pertama. Peneliti juga menemukan bahwa vaksin AstraZeneca memberikan respons imun yang kuat setelah interval dosis kedua yang diperpanjang hingga 45 minggu atau setelah dosis penguat ketiga.
Lebih jelasnya, Sinovac berasal dari virus yang dimatikan, sedangkan AZ berasal dari virus yang dilemahkan. Efek samping sinovac paling ngantuk, lapar, pusing, pegal atau demam ringan.
Sedangkan AZ efeknya 100% demam, pegal-pegal lebih lama, muntah-muntah dan pusing.
Perbedaan dimatikan dan dilemahkan: ketika disuntik, badan tubuh penerima mendeteksi adanya benda asing yg masuk tubuh. Lalu tubuh melawan, tandanya yah macam-macam itu, seperti dijelaskan pada efek sampingnya.
Setelah itu, tubuh membentuk antibodi sesuai karakter virus yang masuk.
Nah yg perlu diingat di sini, proses membentuk antibodi, prosesnya Sinovac lebih cepat dari Astrazeneca karena Sinovac berasal dari virus yang dimatikan.
Jeda antar vaksin Sinovac dan AZ, Sinovac hanya 3 minggu dan AZ butuh waktu lebih lama, yakni tiga bulan. Masa pembentukan antibodi adalah setengah dari waktu jeda.
Sinovac butuh waktu 1,5 minggu, AZ butuh waktu 1,5 bulan. Waktu setengahnya lagi adalah waktu bagi tubuh penerima melakukan pemulihan kembali seperti semula.
Ketika tubuh sudah pulih kembali, maka disuntik kembali dengan vaksin ke 2 yang dosisnya lebih tinggi.
Mengapa orang sudah mendapat vaksin Astra Zeneca tahap 1 lebih gampang sakit dibandingkan Sinovac tahap 1? Karena daya tahan tubuh penerima Astra Zeneca difokuskan melawan virus yang dilemahkan itu.
Jika dalam jeda 1,5 bulan tidak jaga protokol kesehatan, malah akan kena aneka penyakit atau bahkan malah kena covid itu sendiri. Harusnya dlm waktu 1,5 bulan kurangi ketemu dg siapapun. Sebisa mungkin hanya di rumah atau kantor saja.
Banyakin istirahat, minum vitamin, makan makanan sehat. Maksudnya adalah agar tubuh mempunyai waktu untuk pulih kembali dan membentuk antibodi.
Ketika sudah selesai sampai vaksin ke 2, penerima vaksin Astra Zeneca lebih kebal dibanding penerima vaksin Sinovac.
Antibodi penerima vaksin AZ lebih kuat karena materi genetik dari virus yang dilemahkan lebih banyak yang dapat dikenali dibanding materi genetik dari virus yang dimatikan.
Salahnya orang indonesia, ketika sudah suntik vaksin merasa jumawa, sombong, dan merasa dirinya sudah kebal dari Covid-19.
Pergi ketemu orang banyak, mulai lengah pakai masker dan protokol kesehatan lainnya. Padahal daya tahan tubuh saat sedang lemah karena sedang proses membentuk antibodi
Kemudian ketika sakit mencari kesalahan dari efek samping vaksin. Bahkan kalau kena covid, justru mempertanyakan fungsi vaksin.
Itulah tingkah orang yang sombong dan merasa pintar tapi tidak menggunakan nalar.
Untuk mengurangi efek samping vaksin: H-1 penerima vaksin perlu tidur cukup dan harus sarapan pagi (perut harus penuh, jangan hanya sekedar terisi saja dengan kue/kudapan ukuran kecil). Perut kenyang dan tidur yang cukup akan meminimalisir efek samping setelah suntik. (andi ade zakaria)