Dinamika Pilpres 2024 di Sulsel: Ganjar-AAS Diendus, Anies-SYL Punya Peluang Pasangan, Aktivis 98: Syafruddin Bisa Muncul di Akhir

Tokoh Indonesia Timur, AAS, SYL dan H Syafruddin. (Foto: Ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mulai hangat didiskusikan sejumlah pengamat dan praktisi politik di Sulawesi Selatan.
Kehadiran Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Makassar, dalam rangka pernikahan putri Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, di Upperhill, Tanjung Bunga Makassar, Sabtu (7/5/2022), menambah hangatnya diskusi.
Sebelum ke acara nikahan, Ganjar Pranowo menyempatkan melakukan pertemuan empat mata dengan mantan Menteri Pertanian Periode 2014-2019, Andi Amran Sulaiman. Banyak pihak menduga, Ganjar-AAS membicarakan kemungkinan mereka menjadi pasangan pada Pemilihan Presiden yang dijadwalkan 24 Februari 2024, mendatang.
Pentolan Aktivis 98 di Makassar, Syamsir Anchi, menilai pertemuan khusus Ganjar-AAS pasti membicarakan kemungkinan mereka berpasangan di Pilpres 2024 mendatang. Alasannya, selama ini, santer dibicarakan Ganjar akan memilih pasangan dari kawasan Timur Indonesia jika bertarung di Pilpres.
Syamsir Anchi menyebut, bahwa Ganjar berpeluang besar memimpin negeri ini jika ia didampingi tokoh dari kawasan timur Indonesia, seperti yang pernah dilakukan Presiden SBY tahun 2004-2009, dan Presiden Jokowi pada tahun 2014-2019, menggandeng tokoh dari Indonesia Timur, Jusuf Kalla (JK).
“Ganjar saat ini sedang mencari figur tepat menjadi pasangannya di Pilpres, apalagi setelah dia berada di puncak survei elektabilitas bakal calon presiden. Tentu saja dia tidak mau salah dalam memilih pasangan, sebab Anies dan Prabowo, juga memiliki kans yang sama dengannya,” kata Syamsir Anchi kepada jurnalis menitindonesia.com, Minggu (8/5/2022).
Hal yang sama juga dilakukan Anies Baswedan. Menurut Syamsir Anchi, Anies juga memiliki kans besar menggandeng tokoh dari Indonesia Timur, yakni Menteri Pertanian saat ini, Syahrul Yasin Limpo.
“SYL kan punya partai. Juga sudah menjadi ikon Partai Nasdem di dalam pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Kalau Anies berhasil meraih dukungan PAN dan PKS, bisa jadi dia akan didampingi kader Nasdem,” ujarnya.
Namun, Syamsir Anchi mengaku membaca fenomena SYL, yang mulai memainkan peran di wilayah Jawa Barat. Dia membaca fenomena tersebut dari program Kementerian Pertanian yang lebih menonjol di wilayah Jabar.
“SYL ini orang hebat dalam berpolitik. Feelingnya selalu pas-pas. Kalau dia berhasil meraih perhatian masyarakat di Jabar, dia bisa jadi maju di Pileg 2024 mewakili salah satu Dapil di Jabar. Tentu SYL menargetkan lolos dan merebut pimpinan DPR. Atau jika peluang ke Pilpres dan mendapat sokongan partai, SYL sudah dihitung di Jabar, yang pemilihnya banyak sekali,” jelas Anchi.
Bedanya dengan AAS, lanjut Anchi, Amran hanya fokus menjadi the next JK di wilayah timur saja, sedangkan SYL memanfaatkan momentumnya saat ini menggarap suara Jawa.
Selain kedua tokoh tersebut, Anchi juga menyebut jika sebenarnya, tokoh dari Indonesia yang memiliki peluang untuk masuk di bursa Pilpres 2024, yakni mantan Wakapolri yang juga pernah menjabat Menteri PAN-RB, Komjen Pol Purn. H Syafruddin.
Dia mengatakan rekam jejak Syafruddin dibanding AAS dan SYL, juga tidak bisa dianggap sebelah mata. Menurut Syamsir Anchi, jika ditelisik, Syafruddin memiliki rekam jejak yang baik dan pengaruh besar. Tak hanya di Indonesia Timur, tetapi Syafruddin sebenarnya sudah mulai bermetamorfosis menjadi tokoh ummat dan punya pengaruh nasional dan internasional.
“Setelah tidak aktif di pemerintahan, Syafruddin meluangkan banyak waktunya mengurus ummat melalui kegiatan kemanusiaan dan sebagai Ketua Harian Dewan Mesjid Indonesia (DMI), membangun museum Nabi Muhammad SAW di Ancol. Bahkan dia banyak mengambil peran-peran di dunia internasional,” jelas Anchi.
Tak hanya itu, kata Anchi, jika Syafruddin dibranding untuk politik menuju Pilpres, maka dia bisa memprediksi, banyak tokoh terutama yang mengklaim Indonesia Timur bakal tenggelam.
“Jadi kalau soal the next JK, sebenarnya, menurut kajian saya soal Pak JK, tokoh yang paling mendekati kapasitas yang dimiliki JK ialah H Syafruddin. Dia juga punya kekuatan finansial karena dia juga pengusaha, banyak membantu urusan ummat, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dia juga yang mengagas Museum Nabi Muhammad di Ancol. Jadi legacynya banyak, baik saat Wakapolri, Menteri maupun saat mengabdikan diri untuk ummat,” terang Ketua Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia (PILHI) itu. (roma)