Celetukan Panda Nababan Sebut Gibran ‘Anak Ingusan’ Dikecam Ketua FAKK: Dari Pada Tua Bangka Tak Punya Prestasi

Wali Kota Solo Gibrang Rakabuming Raka. (ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Pernyataan politisi senior PDI-P Panda Nababan yang menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai ‘anak ingusan’ mendapat kecaman dari Ketua Forum Anti KongKalikong (FAKK), Ahmad Mabbarani. Menurut Ahmad, pernyataan tersebut, selain tidak etis juga tinggi hati alias sombong.
“Pernyataan Panda Nababan terkesan sombong. Merasa paling hebat. Dia lupa kalau generasi muda itu asset bangsa. Apalagi Gibran, punya prestasi memimpin Solo sebagai Wali Kota. Apa prestasi Panda lantas dia mengecam Gibran?,” kata Ahmad Mabbarani kepada jurnalis media ini di Makassar, Kamis (29/6/2023).

BACA JUGA:
Bea Cukai Ajak KPK Plototin 85 BL Penyelundup Bijih Nikel ke China

Ia menambahkan, sebagai orang nomor satu di Solo, Gibran mampu mengubah Kota Solo menjadi kota kreatif dan ekonominya tumbuh pesat. Gibran, ujar Ahmad, menunjukkan prestasinya merevitalisasi Solo Technopark, menata taman dan memajukan industri mebel Gilingan.
“Nah, kan. Prestasi ini melampaui capaian banyak politisi senior pendahulunya di Solo. Mending jadi anak ingusan tapi punya prestasi dari pada sudah tua bangka nihil prestasi,” ujar Ahmad Mabbarani.

BACA JUGA:
Lebaran Bersama SYL, Danny Pomanto: Idul Adha Momentumnya Persatuan dan Kekompakan

Seperti diketahui, Panda menyebut Gibran sebagai ‘anak ingusan’ saat diskusi dengan Budi Arie Setiadi mengenai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) batas usia presiden jika di bawah 40 tahun. Budi menyenggol Gibran, jika usia presiden di bawah 40 tahun punya konsekuensi politik: Gibran bisa masuk di bursa capres atau cawapres.
Ahmad yang dikenal sebagai pegiat antikorupsi ini, mengatakan seharusnya Panda Nababan mengapresiasi prestasi yang dicapai Gibran. “Masih muda saja sudah punya prestasi luar biasa yang ditunjukkan di Solo,” ucapnya.
Di zaman digital sekarang ini, lanjut Ahmad Mabbarani, usia bukan lagi jaminan bagi seorang pemimpin. Terbukti, banyak politikus senior yang sudah malang melintang menduduki posisi pemimpin, justru terlibat kasus korupsi. “Contohnya politikus PDI-P, Juliari Batubara, sudah pernah jadi Anggota DPR, saat jadi Menteri diciduk KPK karena korupsi,” ujar Ahmad Mabbarani.
Yang mengherankan, kata Ahmad, Panda Nababan adalah politisi senior PDIP justru mengeluarkan statemen yang merendahkan Gibran–yang juga kader partainya–di mata publik dengan menyebutnya anak ingusan. “Mending Gibran pindah partai saja. Sudah jelas, Gibran dianggap kasta terendah di PDIP,” ujarnya. (andi endeng)