Ilustrasi Foto: Bacaleg PPP Haji Safar dan Ketua PPP Maros Hasmin Badoa. (ist)
menitindonesia, MAROS – Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Maros, Provinisi Sulawesi Selatan, H Safaruddin menyampaikan kalau dirinya telah mengundurkan diri sebagai Bacalaeg Daerah Pemilihan Maros 6 (Kecamatan Mandai dan Kecamatan Marusu).
“Saya mundur jadi Bacaleg PPP karena dibohongi. Daftar Bacaleg yang disetujui, saya di nomor urut 1, tiba-tiba Ketua PPP Maros (Hasmin Badoa) geser nama saya. H Nur Alamsyah Hatta dia pasang di nomor urut 1,” kata H Safaruddin saat dikonfirmasi media ini di Bandara Sultan Hasanuddin Maros, Sabtu (6/8/2023).
Dia merasa, pergeseran namanya dari nomor urut 1 sangat menyakitkan dirinya, karena dilakukan tanpa pemberitahuan. Hal tersebut, kata dia, telah merendahkan harga dirinya dan menghina PPP secara politik.
Safaruddin mengaku bergabung di PPP sejak tahun 1973 dan merupakan kader paling lama di Maros. “Mulai Pileg 2004 hingga Pileg 2024 saya jadi Caleg. Tapi ini saya terpaksa mundur dari PPP karena saya merasa dipandang enteng Pengurus PPP,” ujar politikus yang akrab dengan panggilan Haji Safar itu.
Menurut dia, penempatan Nur Alamsyah pada nomor urut 1, menggeser namanya ke posisi di bawahnya, tidak layak sesuai standart etik dan norma kepartaian. “Kan dia baru bergabung, baru sebulan di PPP. Eh tiba-tiba dia nomor urut 1. Dia juga masih sangat junior dari segi usia, apa indikatornya sehingga dijadikan nomor urut 1?” ujar H Safar.
Padahal, kata dia, seandainya ada pemberitahuan melalui mekanisme rapat dan ada penyampaian argumentasi politik yang rasional sehingga Nur Alamsyah dipasang di nomor urut 1. Ia mengaku akan memahami keputusan itu. “Sementara kami juga sudah sosialisasi di dapil Maros 6 sebagai caleg PPP nomor urut 1, tiba-tiba ada caleg dari partai yang sama, dapil yang sama nomor urutnya sama, kan memalukan,” jelas Haji Safar.
Dia menerangkan, bahwa penempatan Nur Alamsyah Hatta yang merupakan putra mantan Bupati Maros H.M Hatta Rahman, atas permintaan Hatta kepada Hasmin. Namun, H Safar mengatakan, semestinya Hasmin memberitahukan alasannya kalau ingin menempatkan caleg lain di nomor urut 1. “Jangan bohong seolah-olah keputusan sebelumnya tetap aman hingga daftar calon tetap. Padahal, di detik akhir ada rencana lainnya,” ucapnya.
Haji Safar menambahkan, bahwa ia sangat kecewa, karena sebagai partai yang membawa ideologi Islam, tidak sepantasnya ketua partai berbohong kepada kader dan seniornya demi untuk kepentingannya. “Pemimpin itu sedikit saja berbohong, maka sudah rusak selamanya. Kalau dia sudah berani bohong, itu sudah watak tidak jujur, saya mundur dari PPP karena prinsip ini,” tegasnya.
Sementara itu, dikonfirmasi kepada Ketua PPP Maros H Hasmin Badoa, mengatakan tidak mempersoalkan jika Haji Safar mundur dari PPP. Menurut dia, Haji Safar sudah pernah diberikan fasilitas nomor urut 1 pada Pileg 2019 lalu, namun perolehan suaranya terlalu rendah dan di dapilnya nihil kursi. “Jadi konstribusinya ke partai sangat kecil,” ujarnya.
Hasmin membenarkan bahwa partainya lebih mengutamakan Nur Alamsyah Hatta pada posisi nomor urut 1 karena pertimbangan berpotensi meningkatkan elektabilitas partainya setelah bergabungnya keluarga besar Hatta Rahman. “Potensi Nur Alamsyah Hatta lebih menjanjikan daripada Haji Safar yang sedikit sekali suaranya pada Pemilu 2019,” ujar dia. (asrul nurdin)