menitindonesia, MAKASSAR — Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, bersama Forkopimda meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Pa’baeng – baeng dan Pasar Terong, Rabu (27/9/2023).
Turut hadir Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi, Kepala Bank Indonesia Sulsel Causa Iman Carana, Kepala Kanwil KPPU Hilman Pujana, Kejati Sulsel Leo Simanjuntak, Kepala Bulog Muhammad Imron Rosidi, Badan Pusat Statisrik (BPS) Aryanto, dan Perwakilan OJK Sumapa, Steven Parinnusa.
Hasil peninjauan di lapangan, Pj Gubernur Bahtiar menemukan sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan seperti beras, jeruk nipis, bawang, telur, tahu dan daging ayam potong.
“Kami mengecek ketersediaan 21 bahan pokok di pasar tradisional dan ternyata kita cek mengalami kenaikan,” ujarnya.
Kenaikan harga kebutuhan pokok ini bisa dipastikan menyebabkan inflasi. Sehingga, pemerintah akan melakukan langkah – langkah konkrit untuk mengatasi hal tersebut.
Bahtiar menegaskan, upaya yang dilakukan dalam jangka pendek melalui operasi pasar atau pasar murah. Sedangkan untuk jangka panjangnya, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan menyusun langkah konkrit yang mengurai masalah inflasi serta distribusi bahan pokok dari hulu ke hilir.
“Nanti kami akan urai masalah inflasi dari hulu ke hilir untuk jangka panjang, sedangkan untuk jangka pendek kami akan gelar operasi pasar tiap pekan,” ungkapnya.
Meski harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional mengalami kenaikan, namun Bank Indonesia memastikan stabilitas inflasi di angka 3,1 persen.
“Secara umum inflasi di Sulawesi Selatan tetap stabil dan sesuai target kita berada diangka 3,1 persen,” jelas Causa Iman Carana atau biasa disapa Pak Cik.
Pak Cik juga sangat mengapresiasi langkah Pj Gubernur Sulsel untuk menekan dan menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok.
“Sangat kami apresiasi langkah yang dilakukan Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar. Hal ini bagian dari sinergitas TPID menjaga kestabilan harga, seperti pasar murah maupun operasi pasar,” pungkasnya. (*)