menitindonesia, MAKASSAR – Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan, tidak hanya dikenal sebagai lumbung pangan beras tetapi Insya Allah juga akan dikenal sebagai lumbung produsen pisang terbesar di Indonesia. Pemprov yakin dengan komoditi horti, bisa menjadi peluang tambahan masyarakat Sulsel kita.
Hal itu dipaparkan Pj Sekretaris Daerah Pemprov Sulsel, Andi Muhammad Arsjad selaku narasumber di Seminar Nasional dan Temu Alumni dalam rangka Dies Natalis ke 37 Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang dlaksanakan di Aula Prof Amiruddin Kampus Unhas Makassar, Sabtu (16/12/2023)
Seminar ini juga mengangkat tema ‘Inovasi Pertanian yang Resilien untuk Berkelanjutan Ketahanan Pangan di Indonesia’. Lebih lanjut Arsjad menuturkan, persoalan pertumbuhan ekonomi Sulsel, persoalan kemiskinan, persoalan inflasi, bisa sedikit terbantu dengan adanya kebijakan disertifikasi ini.
“Kita berharap persoalan ketahanan pangan ini bisa terselesaikan. Kita tidak hanya kuat di beras tapi juga yang lain. Dan itu bertahan, bisa berkelanjutan yang kemudian bisa memberikan efek ekonomi kita dan sampai ke level masyarakat Sulsel,” harapnya.
Ditanya terkait seminar digelar tersebut, Arsjad yang juga Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dinas Ketapang) Provinsi Sulsel ini mengaku sangat mengapresiasi, “Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk menyampaikan kondisi ketahanan pangan Sulsel. Pada intinya, kita tidak boleh terpaku pada komoditi satu saja,” kuncinya.
Sementara itu menurut narasumbee Fadjry Djufry, menyebutkan jika hampir di semua negara mengalami krisis pangan global, dan lebih 375 juta orang terancam kelaparan di seluruh dunia.
Untuk itu, Menteri Pertanian dibawah pimpinan Andi Amran Sulaiman menginisiasi empat akselerasi pertanian untuk menyiapkan bahan pangan kita lebih cepat dari yang sekarang.
“Kita berharap kedepannya Unhas bisa dikenal melayu jagung di seluruh Indonesia dan tidak menutup kemungkinan bekerjasama dengan Kementrian Pertanian,” ungkapnya.
Diketahui dalam seminar Nasional ini Selain Pj Sekprov Sulsel, Andi Mohammad Arsjad jadi narasumber, mereka narasumber lainnya adalah
Fadjry Djufry, Kepala BSIP Kementerian Pertanian RI. (*)