Unik dan elegan – Mahasiswa Fakultas Teknik Industri (FTI), Universitas Balikpapan, mengikuti wisuda tanpa menggunakan toga atau pakaian wisuda yang lazim. Mereka memakai berbagai pakaian adat, serta disematkan di kepalanya helm proyek warna putih. Pada acara wisuda tersebut, aktifis mahaswa FTI juga diberi penghargaan oleh Dekan FTI Dr. Ir. Isradi Zainal, MT.
menitindonesia.com, BALIKPAPAN – Sebanyak 102 mahasiswa Fakultas Teknik Industri (FTI) Universitas Balikpapan mengikuti yudisium yang digelar di halaman kampus dengan mengikuti Protokol Kesehatan.
Prosesi yudisium berlangsung menarik, karena mahasiswa dan para dosen mengenakan pakaian adat daerah.
Yudisium dipimpin Dekan Fakultas Teknologi Industri Dr Ir. Isradi Zainal, MT dan dihadiri Rektor Uniba Dr Rendi Susiswo Ismail, SH, MH, para Wakil Rektor, Dekan serta Kaprodi Teknik Mesin, Elektro dan Industri.
Pada yudisium yang berlangsung di tengah pandemi COVID-19 ini, terpilih sebagai mahasiswa terbaik, Hari Susanto dari Tekni Mesin angkatan 2016 dengan IPK 3,7.
Dalam sambutannya Isradi Zaenal mengungkapkan, hingga saat ini FTI telah meluluskan sekitar 1.500 mahasiswa. “Lulusan FTI Uniba tersebar di sejumlah perusahaan, baik swasta maupun BUMN. Ada juga yang terjun sebagai pegawai negeri, dan wirausaha,” ujarnya.
Menurutnya, jalannya yudisium mahasiswa FTI berlangsung unik. Para mahasiswa datang mengenakan pakaian tradisional dan kendaraan bermotor. Ada juga mahasiswa yang diarak, seperti layaknya puteri yang dipanggul prajuritnya.
Selain memberi penghargaan kepada mahasiswa berprestasi , Dekan FTI juga memberi penghargaan kepada aktivis kampus yang diterima Sandra Mayangdika, mantan Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) Uniba jurusan Teknik Mesin angkat 2015.
Isradi Zainal, bilang penghargaan khusus diberikan kepada aktifis mahasiswa, karena FTI Uniba menginginkan agar setelah mereka selesai di kampus, idealisme sebagai aktifis kampus tetap terpatri ke dalam jiwa alumninya. “Kita harus menghargai aktifis. Bangsa ini dibangun atas dasar idealisme, idealisme sang aktifis,” ujar Isradi Zainal. (ade z)