Nonton Filem “The Post”, Bikin Greget Jadi Wartawan

Pemeriran Filem The Post, Aktri dan Aktor kawakan, Meryl Streep dan Tom Hanks. (Foto: Ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Di mata sebahagian orang, profesi wartawan nampaknya jadi impian. Mereka dengan mudah bertemu orang-orang penting, sering diajak bepergian bersama bos-bos atau orang-orang tajir.
Wartawan punya wawasan yang luas. Pun Politisi senang bergaul dengan wartawan. Dari tulisan wartawan dia bisa membangun citra dan popularitas selangit. Juga, bisa sekejap runtuh.
Tapi, jadi wartawan tidak semudah dibayangkan. Apalagi untuk zaman sekarang. Wartawan dihadapkan pada tuntutan kerja yang cepat, teliti dan kritis terhadap narasumber.
Nah. Bagaimana rasanya menjadi wartawan? Ada sebuah filem terbaik yang menarik ditonton. Filem ini mengisahkan cara kerja wartawan, bertemu narasumber, mengolah informasi hingga sebuah tulisan jurnalistik layak dijadikan informasi publik.
Simak filem The Post, searching di YouTube, banyak konten ‘full movie subtitel indonesia’ yang menayangkannya.
Film kisah nyata yang dibintangi aktris dan aktor kawakan Meryl Streep dan Tom Hanks ini, mengisahkan tentang upaya penerbitan kisah Perang Vietnam berdasarkan dokumen rahasia pemerintah AS, atau yang dikenal dengan sebutan Pentagon Papers.
The Post merupakan film biografi sejarah garapan sutradara kondang Steven Spielberg. Tayang pada 2017.
Film berdurasi 116 menit ini, dibuka dengan adegan perang yang tengah berkecamuk di Vietnam pada 1966. Analis militer Amerika Serikat, Daniel Elllsberg (Matthew Rhys), yang saat itu bertugas mendokumentasikan perkembangan kegiatan militer AS menyimpulkan bahwa tidak ada harapan damai dari perang ini. Namun, hal berbeda disampaikan Menteri Pertahanan, Robber McNamara (Bruce Greenwood).
Robbert mengatakan pada media bahwa ada harapan damai dalam perang di Vietnam. Daniel pun kecewa atas pernyataan ini, ia menilai pemerintah AS telah membohongi rakyat. Beberapa tahun kemudian, Daniel menyalin dokumen rahasia perang Vietnam ke dalam berkas yang disebut dengan Pentagon Papers. Ia kemudian mengirimkannya ke surat kabar The New York Times.
Cerita kemudian beralih ke kantor berita The Washington Post. Kepala Editor, Ben Bradlee (Tom Hanks), mendesak atasannya, Kay Graham (Meryl Streep), untuk ikut mempublikasikan dokumen tersebut guna menaikkan citra mereka sebagai surat kabar yang kredibel.
Ben Bradlee menilai, The Washington Post harus lebih berani mengangkat isu-isu terhangat dan tidak hanya memuat berita seremoni pemerintah.
Namun, Kay Graham sendiri tengah dilanda kebimbangan, ia yang semula hanya pebisnis, seorang wanita biasa, kini harus dekat dengan para politisi. Ia harus mengambil tanggung jawab besar sebagai pemimpin surat kabar warisan suaminya yang telah meninggal.
Di satu sisi, Kay ingin bermain aman dan mempertahankan koneksinya dengan politisi serta pemerintah demi kelangsungan perusahaannya ke depan.
Namun, di sisi lain, ia juga ingin mendukung kebebasan pers dalam menyampaikan kebenaran peristiwa pada khalayak. Belum lagi, pihak gedung putih baru saja mengelurkan larangan mempublikasikan Pentagon Papers karena dinilai bisa mengganggu stabilitas nasional dan pelakunya akan dituntut secara hukum.
Keputusan apa yang akhirnya dipilih Kay Graham?
Meski filem sudah terbilang lama, tapi tetap menarik ditonton, terutama bagi seorang wartawan. Saksikan filem The Post. Asek dinonton dan perlu. (obbe)
Dari berbagai sumber