Kecam Budiman Sudjatmiko Yang Seolah-Olah Hanya Dia Nasionalis, Ketua Demokrat Sulsel: Saya Tak Sangka Dia Sepicik dan Kampungan Begitu

Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah RB dan Politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko. (ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Penyataan Budiman Sudjatmiko terkait hasil bacaannya yang menilai gestur politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo berpasangan di Pilpres 2024. Pernyataan itu disampaikan Budiman pada podcast dengan Akbar Faisal di Studio Akbar Faisal Uncensored, Minggu (23/7/2023).
BACA JUGA:
Budiman Sudjatmiko: Tafsir ‘Sok Tahu Saya’, Pak Jokowi Mau Prabowo-Ganjar Pasangan
Budiman menjelaskan bahwa antara Prabowo dan Ganjar sama-sama mewakili kaum nasionalis dan survei mereka beririsan. “Secara kuantitaif hasil survei Mas Ganjar tergerus dan berada di bawah survei Prabowo,” kata Budiman Sudjatmiko.
Melihat hasil survei tersebut dan obsesinya untuk menyatukan kaum nasionalis, maka Budiman pun melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut, kata dia, salah satu isi pembicaraannya agar Prabowo dan Megawati segera bertemu untuk membicarakan agenda Pilpres 2024.
BACA JUGA:
Luhut: Di Bawah Kepemimpinan Airlangga, Golkar Terancam Tidak Capai Target di Pemilu
Budiman juga menyinggung soal Pilgub DKI 2017. Di mana saat itu, kata dia, survei Anies Baswedan berada di bawah. Namun, pada putaran berikutnya, Anies berhasil memenangkan Pilgub DKI pada putaran kedua. Sehingga ia mengusulkan agar pertemuan segititiga antara Mega-Prabowo-Jokowi segera dilakukan untuk memastikan kemenangan kelompok nasionalis.
Menanggapi pernyataan Budiman yang ingin memastikan kemenangan kaum nasionalis, Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan, Ni’matullah Rahim Bone, mengatakan pendapat Budiman Sudjatmiko tersebut merupakan salah satu contoh orang pintar tapi belum cerdas. “Karena terdapat beberapa kesalahan fatal dalam pikirannya,” kata Ni’matullah saat dikonfirmasi, Minggu (23/7/2023).
Ni’matullah tidak setuju dengan frasa Budiman yang menyebut “untuk memastikan kemenangan kelompok nasionalis” sebagai klaim sepihak, arogan dan berbahaya. “Apakah memang selain dia dan kelompoknya tidak nasionalis, separatis atau pemberontak?” ujar Ni’matullah.
Dia juga mengecam pernyataan Budiman yang menyinggung agar Pilpres 2024 tidak seperti Pilkada Jakarta 2017, yakni Anies menang pada putaran kedua. Ni’matullah, balik mempertanyakan, memang bagaimana keadaan Jakarta hari ini setelah Anies memimpin Jakarta karena menang Pilgub 2017. “Semua orang tahu, keadaan Jakarta hari ini lebih baik dari keadaan sebelum Anies jadi Gubernur,” katanya.
Ni’matullah mengatakan, secara pribadi ia tidak setuju dengan pernyataan Budiman Sudjatmiko yang hanya mengklaim kelompoknya saja sebagai kelompok nasionalis. “Saya pribadi tidak menyangka, ternyata Budiman sepicik dan kampungan begitu!” pungkas dia. (AE)