Korupsi Jadi Musuh Bersama: Menteri Agama Ingin Agama Jadi Senjata Ampuh

FOTO: Menteri Agama, K.H. Nasaruddin Umar. (ist)

menitindonesia, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menilai bahwa berbagai peraturan saat ini belum efektif dalam menurunkan angka korupsi di Indonesia. Menurutnya, pendekatan spiritual dapat menjadi solusi tambahan untuk menyentuh hati masyarakat dan mengembalikan mereka ke keluhuran fitrah manusia.
“Saya ingin memperkenalkan, bagaimana jika kita menggunakan bahasa agama untuk menyentuh hati dan batin masyarakat agar kembali ke nilai-nilai luhur,” Nasaruddin dalam keterangannya, dikutip pada Minggu (15/12/2024).
BACA JUGA:
PHK Massal Honorer Dipastikan Batal, MenPAN-RB Instruksikan Penganggaran Gaji Non-ASN
Nasaruddin meyakini bahwa semakin dekat masyarakat dengan ajaran agamanya, semakin aman dan sejahtera negeri ini. Sebaliknya, semakin jauh dari ajaran agama, risiko kerusakan moral dan korupsi meningkat. “Tantangan kita sekarang adalah bagaimana mengintegrasikan agama dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ia menekankan, korupsi harus dijadikan musuh bersama. Pria asal Maros, Sulsel ini, memberi contoh konkret, seperti praktik gratifikasi yang tak hanya berupa uang atau benda, tetapi juga janji-janji tidak etis, termasuk pemberian fasilitas untuk memenangkan tender.
“Misalnya, sebuah jembatan yang seharusnya bertahan 50 tahun malah roboh dalam 5 tahun. Itu jelas ada praktik korupsi di baliknya,” ucap Nasaruddin.

Potong Anggaran Perjalanan Dinas

Untuk memulai gagasan ini, Nasaruddin menerapkan langkah nyata di internal Kementerian Agama. Salah satunya adalah memotong biaya perjalanan dinas dengan mendorong pelaksanaan rapat dan seminar secara daring. Dengan 82 perguruan tinggi negeri di bawah Kemenag, kegiatan seminar yang biasanya membutuhkan banyak biaya perjalanan dapat ditekan.
BACA JUGA:
DPR Siap Kaji Usulan Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD, Kritik Mengalir dari Pakar Hukum
“Kalau kita penuhi semua undangan seminar, jangan-jangan para rektor tidak pernah ada di kampus. Anggaran habis untuk tiket pesawat dan akomodasi,” ujarnya.
Langkah ini membuahkan hasil signifikan. Dalam sebulan sejak menjabat, Kemenag berhasil menekan anggaran perjalanan dinas hingga 50 persen. “Kami bersama Pak Sekjen menghitung, penghematan ini bisa mencapai lebih dari separuh anggaran,” ungkap Nasaruddin.

Seruan Presiden Prabowo

Menag juga mengapresiasi seruan Presiden Prabowo Subianto tentang pentingnya penghematan dan pemberantasan korupsi. “Jika kita serius menghemat dan mencegah korupsi, kita bisa menghemat hingga 40 persen. Selama ini, angka itu hanya dinikmati segelintir orang,” tandasnya.
Dengan pendekatan agama yang diterapkan secara konsisten, Nasaruddin berharap gerakan antikorupsi dapat meresap hingga ke hati nurani masyarakat, menciptakan Indonesia yang lebih jujur dan berintegritas.
(AE)