Terpapar Covid-19, Deddy Corbuzer Nyaris Meninggal Diserang Badai Sitokin

Deddy Corbuzer. (Foto: YouTube Deddy Corbuzer)
menitindonesia, JAKARTA – Podcaster YouTub, Deddy Corbuzer, sempat mengalami kritis setelah terpapar Covid-19. Bahkan Deddy sempat mengumumkan kalau dia akan pamis dari social media, termasuk termasuk podcastnya yang digemari masyarakat.
Melalui akun Instagramnya tanggal 10 Agustus, dia tidak mengatakan alasannya mengapa ia mau berhenti dari aktifitasnya di social media.
Namun, dua pekan kemudian, Deddy tiba-tiba muncul kembali di podcast dan social media dan membeberkan alasannya mengapa dia menghilang.
“Mohon maaf karena saya memberi tahu keadaan sebenarnya pada masyarakat, intinya dua minggu saya break semuanya karena saya hrs konsentrasi pada kesehatan saya,” tulis Deddy Corbuzier dari akun @mastercorbuzier, Minggu (22/8/2021).
Pria yang dikenal sebagai presenter acara tivi swasta ini, membeberkan bahwa dirinya saat itu terpapar Covid-19, hingga sempat kritis dan hampir meninggal.
“Saya sakit, kritis, hampir meninggal karena badai Sitokin, lucunya dengan keadaan sudah negatif, yes it’s covid,” ujarnya.
Deddy menyebut bahwa dirinya selama ini tertular Covid-19 namun tanpa gejala. Meski tak dirasakan, paru-parunya disebut sudah rusak 60 persen. Ia lantas meminta bantuan beberapa dokter profesional untuk menyelamatkan nyawanya.
“Jendral Lukman, Waka RSPAD Dr Wenny Tan hingga Dr Gunawan turun tangan semaksimal mungkin tuk menstabilkan keadaan daya keluar dari masa kritis. Yes it’s life and death situation,” ungkap Deddy.
Pada awalnya kena Covid-19, Deddy mengaku tidak panik karena menyakini gaya hidupnya sangat sehat dan tidak bakal menimbulkan gejala Covid-19 yang parah.
Usai negatif dari Covid-19, justru dia mengalami perburukan kondisi kesehatan hingga mengalami badai sitokin yang membuatnya hampir meninggal.
Lebih lanjut, Deddy menjelaskan, perburukan kondisinya muncul usai dua minggu terinfeksi virus corona dan sudah dalam posisi negatif. Demamnya mencapai lebih dari 39 derajat celcius, hampir 40 derajat celcius.
Sementara, dari keterangan Dokter Gunawan yang menangani Deddy di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, mengatakan hasil test laboratorium memperlihatkan kondisi kesehatan Deddy yang mengalami perburukan setelah dua pekan dinyatakan positif COVID-19.
Dokter memberikan obat dan sejumlah langkah medis untuk mencegah perburukan, termasuk harus mengonsumsi vitamin D dan zinc dosis tinggi untuk membantu meredam peradangan.
“Begitu minggu kedua ada demam, hati hati. Kemungkinan ada peradangan yang lebih luas lagi dari yang pertama atau ada kemungkinan badai sitokin,” kata Dokter Gunawan.
Respons imun setiap orang setelah terinfeksi COVID-19 memang berbeda-beda. Para tenaga medis tidak bisa melakukan generalisasi untuk pemberian obat, karena itu sangat bergantung pada kondisi kesehatan pasien.
Dalam kasus yang telah dialami Deddy, Dokter Gunawan menyarankan pasien Covid-19 agar terus melaporkan dan berkonsultasi medis ke dokter ketika sedang isolasi mandiri, supaya dapat menerima resep obat yang sesuai dengan kebutuhan. (roma)