FOTO: Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Ilham Permana. (ist)
menitindonesia, JAKARTA – Kritik ekonom senior Prof. Didik J. Rachbini terkait target pertumbuhan ekonomi 8% pada era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendapat tanggapan dari Ilham Permana, anggota Komisi VII DPR RI. Menurut Ilham, tudingan tersebut tidak sepenuhnya berdasar, karena data menunjukkan capaian positif sektor industri di bawah kepemimpinan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK).
“Di bawah kepemimpinan Pak Agus Gumiwang, sektor industri manufaktur tetap menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional. Pada 2023, kontribusi sektor ini terhadap PDB mencapai 17,6%, tertinggi di ASEAN. Fondasi industri kita sangat kuat dan terus berkembang,” kata Ilham melalui keterangannya, Senin (27/1/2025).
Keberhasilan Hilirisasi dan Lonjakan Ekspor
Ilham menyoroti strategi hilirisasi yang sukses meningkatkan nilai tambah produk nasional. Realisasi investasi sektor industri mencapai 33% dari total investasi nasional pada 2022, dengan fokus pada sektor strategis seperti logam dasar dan kimia. “Ekspor produk olahan nikel melonjak dari USD 1,1 miliar pada 2017 menjadi USD 30 miliar pada 2022. Ini bukti keseriusan pemerintah,” tambahnya.
Data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang rata-rata berada di angka 52,5 sepanjang 2023 juga menjadi indikator keberhasilan. “PMI di zona ekspansi menunjukkan industri kita tidak hanya bertahan, tetapi terus tumbuh di tengah tekanan global,” jelasnya.
Sektor manufaktur juga mencatat nilai ekspor USD 212 miliar pada 2022, dengan pertumbuhan signifikan di sektor makanan olahan, kimia, dan tekstil. “Fakta ini membantah anggapan bahwa sektor industri stagnan. Roadmap Making Indonesia 4.0 mulai menunjukkan hasil nyata,” katanya.
Kritik Perbandingan dengan Vietnam
Ilham menilai perbandingan Prof. Didik antara Indonesia dan Vietnam kurang relevan. “Vietnam memang tumbuh pesat, tetapi mereka mengandalkan tenaga kerja murah. Strategi kita lebih berfokus pada hilirisasi dan nilai tambah, yang lebih berkelanjutan untuk jangka panjang,” tegasnya.
Ia juga mencatat bahwa sektor industri menyerap 19 juta tenaga kerja pada 2023, atau sekitar 13,4% dari total tenaga kerja nasional. “Ini kontribusi langsung sektor industri terhadap kesejahteraan rakyat,” tambahnya.
Optimisme Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8%
Menanggapi kritik Prof. Didik yang menyebut tidak ada gebrakan signifikan dari tim ekonomi, Ilham menegaskan bahwa pemerintah sudah berada di jalur yang benar. “Kritik itu sah-sah saja, tetapi harus berbasis data. Program hilirisasi, peningkatan ekspor, dan investasi strategis sudah menunjukkan hasil nyata,” jelasnya.
Menurut Ilham, target pertumbuhan ekonomi 8% hingga 2028 adalah ambisi besar yang membutuhkan kolaborasi semua pihak. “Kami di DPR RI bersama Kementerian Perindustrian terus mendukung program inovatif dan berkelanjutan. Mari kita bekerja bersama demi Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya. (*)