Yenny Wahid Ungkap Wasiat Gus Dur: Cak Imin Harus Diganti Jadi Ketum PKB

Foto: Putri mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid. (ist)

menitindonesia, JAKARTA – Pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkita Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang membantah dirinya melakukan kudeta terhadap Gus Dur melalui Muktamar PKB Ancol tahun 2008. Cak Imin mengaku justru menjadi korban kudeta saat diberhentikan jadi ketua umum PKB.
Putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, mengatakan klarifikasi yang disampaikan Cak Imin melalui podcast dengan Najwa Sihab itu, merupakan kebohongan publik yang terang benderang.
BACA JUGA:
Tinggal Selangkah, Pertemuan SBY dan Megawati Segera Diwujudkan
“Muktamar Ancol kurang apa terang benderangnya. Di situ Gus Dur diganti, di situ Gus Dur dikudeta. Koq masih klaim menyatakan sebaliknya. Itu jelas sekali dari awal menjadi problem besar bagi kami, karena Gus Dur dilengserkan jadi Ketum Dewan Syuro (PKB),” kata Yenny Wahid di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
BACA JUGA:
Cak Imin Dipanggil KPK, Mahfud MD: Itu Bukan Politisasi Hukum
Yenny menegaskan, bahwa publik menyaksikan kelakuan Cak Imin saat mengkudeta Gus Dur, karena dilakukan bukan di belakang layar tapi dilakukan secara ugal-ugalan di hadapan publik secara luas. “Masih banyak orang yang hidup yang menyaksikan dinamika politik kala itu. Masih banyak yang hidup saat ini,” katanya.
Kala itu, lanjut Yenny, dirinya menjadi saksi bagaimana Cak Imin mengkudeta Gus Dur dari PKB. “Saya menyaksikan Gus Dur dikudeta Cak Imin,” ujar dia.
Selai itu, Yenny mengatakan, Gus Dur sampai mengeluarkan surat, sehingga banyak bukti-bukti formal yang menunjukkan bahwa memang telah terjadi pengkudetaan terhadap Gus Dur. “Sampai menjelang beliau (Gus Dur) wafat, Bapak memang masih berwasiat, ‘Cak Imin harus diganti’,” ujar dia.
Sebelumnya, Cak Imin mengklaim menjadi korban kudeta saat diberhentikan sebagai Ketua Umum PKB. “Yang benar adalah justru saya yang dikudeta, dikudeta oleh orang-orang yang kemudian Gus Dur memberhentikan saya,” katanya.
Akibat konflik internal tersebut, sejumlah kyai sepuh NU mengembalikan NU ke khittahnya dan tidak lagi menjadi bagian PKB, karena takut berdosa dengan Gus Dur. Hingga saat ini, Ketua PBNU, Gus Yahya tak mengakui PKB jadi representasi NU.
“Sesuai keputusan muktamar NU, enggak ada lagi PKB representasi NU. Sekarang NU mengambil jarak dari kegiatan politik praktis,” jelas Gus Yahya. (AE)